“Success belongs to the relentless learner. Because as you know more, you can achieve more.”Robin Sarma-

Tiga hari kemarin saya baru saja menyelesaikan sebuah short course yang diselenggarakan oleh LSHTM (London School of Hygiene and Tropical Medicine). Saya mengambil short course tersebut dalam rangka mengasah (atau lebih tepatnya mencoba memahami) advance genetic epidemiology dikarenakan salah satu riset saya menyinggung analisa WGS (Whole Genome Sequencing). Secara sederhana, genetic epidemiology adalah ilmu yang mempelajari peran faktor genetik (cth: gen dan DNA) yang menentukan kesehatan pada keluarga dan populasi, serta bagaimana faktor genetik tersebut terpengaruh oleh faktor lingkungan.

Contoh yang paling sering kita temukan, seperti penyakit yang diturunkan dari orang tua kita, seperti diabetes tipe 2, parkinson, hiperkolesterol (kolesterol tinggi), hemofilia (kelainan pada darah), buta warna, asma, thalassemia, hipertensi, alergi, dll. Naah… short course ini lebih membahas detail bagaimana cara peneliti menemukan spesifik gen yang berpengaruh pada penyakit atau kecenderungan kondisi tertentu. Seperti adanya gen spesifik yang membuat orang yang memiilki gen tersebut dapat sembuh secara natural dari penyakit hepatitis C, atau gen yang membuat orang lebih resisten terhadap obat malaria dan TBC, atau gen yang memicu perkembangan sel kanker tertentu.

Continue reading “LSHTM Genetic Epidemiology Short Course”